Abstrak
Proses
aerasi biologi digunakan pada pengolahan limbah cair minyak bumi dengan
memanfaatkan bakteri aerob. Hal ini bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat
organik di dalam limbah cair. Selain diperlukan untuk proses metabolisme
bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi
senyawa-senyawa kimia di dalam limbah cair serta untuk menghilangkan bau.
Proses aerasi dilakukan secara biologi dapat menurunkan COD sampai 90%. Dalam
penelitian ini dicari waktu terbaik pada perlakuan aerasi biologi terhadap
penurunan COD dan BOD Limbah Cair Minyak Bumi dan pengaruh konsentrasi
mikroorganisme terhadap persentase penurunan kadar COD dan BOD pada
Limbah Cair Minyak Bumi. Hasil terbaik yang diperoleh terhadap penurunan COD dan BOD adalah pada
waktu aerasi 2 jam dengan konsentrasi mikroorganisme 1600 mg/l, COD yang diperoleh = 172,52 ml/l, dan
persentase hasil penurunan adalah 86,35 %,, BOD adalah 86,26 mg/l , persentase
hasil penurunan adalah 83,99 % .
BAB 1
PENDAHULUAN
Limbah
cair minyak bumi sangatlah berbahaya jika langsung di buang ke laut atau ke
sungai, karena banyak mengandung zat-zat kimia yang berbahaya dan beracun. Oleh
karena itu sebelum limbah cair minyak bumi di buang ke laut ada syarat yang
harus dipatuhi yang sudah ditetapkan dalam Pergubjatim-07-2013 Baku Mutu Air
Limbah Minyak dan Gas Fasilitas Darat (OnShore) Baru. Baku Mutu Air Limbah
Fasilitas Eksplorasi dan Produksi Migas Fasilitas Darat (OnShore) Baru , untuk
parameter COD 200 mg/L, BOD 100 mg/l. Limbah cair minyak bumi yang akan di
buang ke laut harus memenuhi standar
Baku Mutu Air Limbah untuk COD 200 mg/L dan BOD 100 mg/L.
Hal
ini berarti kandungan limbah cair Minyak Bumi tersebut lebih tinggi dari pada
standart yang ada sehingga dapat berbahaya bagi lingkungan sekitar dan
kesehatan masyarakat, maka limbah cair Minyak Bumi perlu diadakan pengolahan
air limbah.Pengolahan air limbah bisa dilakukan dengan berbagai metode atau
cara yaitu dengan secara Fisik, Kimia dan Biologi. Secara Biologi Aerob dapat
menurunkan kandungan minyak pada limbah cair dan dapat memisahkan minyak yang
terakumulasi di dalam limbah cair, sehingga minyak dapat terdispersi ke atas.
Perlakuan
aerasi juga dapat menurunkan nilai BOD, COD, karena dengan pemberian oksigen
kedalam limbah cair akan dapat memenuhi kebutuhan oksigen oleh mikroorganisme
pengurai yang ada di dalam limbah cair dan kebutuhan oksigen untuk oksidasi
bahan-bahan kimia yang ada di dalam limbah cair. Jadi perlakuan aerasi dapat
meningkatkan kualitas limbah kearah yang lebih baik.Proses aerasi yang akan
digunakan pada pengolahan limbah yaitu menggunakan proses pengolahan secara
biologi dengan memanfaatkan bakteri
aerob.
Bakteri
aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses
metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses
biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini
akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam limbah cair.
Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen
juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam limbah
cair serta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat dilakukan secara alami, maupun
difusi.Dengan menggunakan proses Aerasi Secara Biologi dapat menurunkan COD
sampai 90%. ( Anonim,2015. )
Pengolahan
air limbah secara biologi merupakan pengolahan air limbah dengan memanfaatkan
mikroorganisme. Mikroorganisme ini dimanfaatkan untuk menguraikan bahan-bahan
organik yang terkandung dalam air limbah menjadi bahan yang lebih sederhana dan
tidak berbahaya.
Dengan
adanya oksigen, mikroba aerob akan mengoksidasi senyawa organik membentuk sel-sel baru dan bentuk yang lebih
stabil disamping menghasilkan CO2, NH3, dan H2O, sedangkan mikroba anaerob
dengan tidak adanya oksigen akan mengoksidasi senyawa organik menjadi sel-sel
baru dan senyawa akhir seperti CH4, CO2, NH3 dan lainlain.
o
METODE
YANG DIGUNAKAN
Tahap
aklimatisasi yaitu tahap mengkondisikan mikroorganisme agar dapat hidup dan
melakukan adaptasi. Mikroorganisme di masukkan ke dalam aerator tank sebanyak
2000mg/L, kemudian masukkan juga limbah cair minyak bumi 2000mg/L. Kemudian di
aerasi selama 2 jam dengan bantuan oksigen (compresor). Setelah 2 jam
mikroorganisme yang telah bercampur dengan limbah cair minyak bumi tersebut di
endapkan, sisa air di buang dan sisa mikroorganisme di gunakan.
Setelah
tahap aklimatisasi selesai, bisa di mulai dengan pemilihan untuk semua
variabel. Masukkan 1000mg/L
mikroorganisme dari sisa tahap aklimatisasi dan volume limbah cair minyak bumi
ke dalam aerator tank sebanyak 1000mg/L, selama 2 jam. Dengan bantuan oksigen
(compresor) pada proses aerasinya. Dengan laju alir udara 5 l/menit. Setelah 2
jam, di ambil sampel. Kemudian di endapkan dan disaring. Dan siap untuk di
analisa COD dan BOD nya. Untuk semua variabel konsentrasi mikroorganisme,
volume limbah Cair minyak bumi dan waktu aerasi, laju alir yang digunakan
adalah 5 l/menit. Untuk memulai
kegiatan selanjutnya dengan semua variabel konsentrasi mikroorganisme, waktu
aerasi, volume limbah cair minyak bumi disesuaikan dengan variabel berubah .
Untuk volume limbah cair minyak bumi selalu di ganti dengan limbah yang baru .
Limbah
cair minyak bumi yang diamati dalam penelitian ini adalah nilai COD dan BOD
nya. COD dan BOD awal limbah cair minyak bumi selama penelitian berlangsung
adalah 1264,03 mg/L dan 538,88mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa nilai COD dan BOD
tersebut cukup besar. Pengolahan yang dilakukan dengan konsentrasi mikroorganisme
500, 700, 1000, 1300 dan 1600mg/L dengan waktu aerasi 2, 4, 6, 8 dan 10 jam dan
dengan volume limbah cair minyak bumi 2 Liter.
konsentrasi
mikroorganisme sebesar 1600 mg/L dengan waktu aerasi 2 jam. Dengan kondisi awal
COD 1264,03 mg/L setelah diproses pengolahan COD turun menjadi 172,52 mg/L
dengan persentase penurunan sebesar 86,35%.dan BOD nya sebesar 86,26
mg/l,Persentase hasil penurunannya = 83,99 %
dan pada konsentrasi mikroorganisme pada waktu aerasi 8 jam juga masih
terjadi penurunan yang cukup drastis. Untuk penurunan COD yang paling besar di
tunjukkan pada konsentrasi mikroorganisme 1600 mg/L pada waktu 2 jam sebesar
172,52 mg/L dan untuk penurunan BOD di tunjukkan pada konsentrasi
mikroorganisme 1600 mg/L pada waktu 2 jam sebesar 86,26 mg/L. Hubungan antara
COD dan BOD dan pas garis regresi linier dengan plot data seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3., korelasi yang di peroleh dapat dinyatakan sebagai :
BOD = 0,482 COD + 2,738, disimpulkan bahwa pendekatan yang cukup baik dari BOD
dapat diperoleh dari pengukuran COD setelah di bentuk antara dua parameter dari
data yang tersedia.
Maka
dapat disimpulkan waktu aerasi terbaik yaitu 2 jam dengan konsentrasi 1600
mg/L. (
Suyasa, 2013 ).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015.
“bakteri-pengolah-limbah-minyakbumi-yang-ramah-lingkungan”.
Artikazzani, 2010.
“mekanisme penguraian limbah cair organic secara aerob”. (https://artikazzani.wordpress.com/2010/10/25/mekanisme-penguraian-limbah-cair-organiksecara-aerob/).
Haydar, S. J. A. Aziz
and M. S. Ahmad, 2007. “Biological Treatment of Tannery Wastewater Using
Activated Sludge Process”. Associate Professor, Institute of Environment
Engineering and Research, UET Lahore.
Made Arsawan, 2007.
“Pemanfaatan Metode Aerasi Dalam
Pengolahan Limbah Berminyak”. Universitas Udayana,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar