Selasa, 15 Oktober 2019


Abstrak
Proses aerasi biologi digunakan pada pengolahan limbah cair minyak bumi dengan memanfaatkan bakteri aerob. Hal ini bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam limbah cair. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam limbah cair serta untuk menghilangkan bau. Proses aerasi dilakukan secara biologi dapat menurunkan COD sampai 90%. Dalam penelitian ini dicari waktu terbaik pada perlakuan aerasi biologi terhadap penurunan COD dan BOD Limbah Cair Minyak Bumi dan pengaruh  konsentrasi  mikroorganisme terhadap persentase penurunan kadar COD dan BOD pada Limbah Cair Minyak Bumi. Hasil terbaik yang diperoleh  terhadap penurunan COD dan BOD adalah pada waktu aerasi 2 jam dengan konsentrasi mikroorganisme 1600 mg/l,  COD yang diperoleh = 172,52 ml/l, dan persentase hasil penurunan adalah 86,35 %,, BOD adalah 86,26 mg/l , persentase hasil penurunan adalah 83,99 % .
BAB 1
                                                    PENDAHULUAN
Limbah cair minyak bumi sangatlah berbahaya jika langsung di buang ke laut atau ke sungai, karena banyak mengandung zat-zat kimia yang berbahaya dan beracun. Oleh karena itu sebelum limbah cair minyak bumi di buang ke laut ada syarat yang harus dipatuhi yang sudah ditetapkan dalam Pergubjatim-07-2013 Baku Mutu Air Limbah Minyak dan Gas Fasilitas Darat (OnShore) Baru. Baku Mutu Air Limbah Fasilitas Eksplorasi dan Produksi Migas Fasilitas Darat (OnShore) Baru , untuk parameter COD 200 mg/L, BOD 100 mg/l. Limbah cair minyak bumi yang akan di buang ke laut harus memenuhi  standar Baku Mutu Air Limbah untuk COD 200 mg/L dan BOD 100 mg/L.
Hal ini berarti kandungan limbah cair Minyak Bumi tersebut lebih tinggi dari pada standart yang ada sehingga dapat berbahaya bagi lingkungan sekitar dan kesehatan masyarakat, maka limbah cair Minyak Bumi perlu diadakan pengolahan air limbah.Pengolahan air limbah bisa dilakukan dengan berbagai metode atau cara yaitu dengan secara Fisik, Kimia dan Biologi. Secara Biologi Aerob dapat menurunkan kandungan minyak pada limbah cair dan dapat memisahkan minyak yang terakumulasi di dalam limbah cair, sehingga minyak dapat terdispersi ke atas.
Perlakuan aerasi juga dapat menurunkan nilai BOD, COD, karena dengan pemberian oksigen kedalam limbah cair akan dapat memenuhi kebutuhan oksigen oleh mikroorganisme pengurai yang ada di dalam limbah cair dan kebutuhan oksigen untuk oksidasi bahan-bahan kimia yang ada di dalam limbah cair. Jadi perlakuan aerasi dapat meningkatkan kualitas limbah kearah yang lebih baik.Proses aerasi yang akan digunakan pada pengolahan limbah yaitu menggunakan proses pengolahan secara biologi dengan  memanfaatkan bakteri aerob.


Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam limbah cair. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam limbah cair serta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat dilakukan secara alami, maupun difusi.Dengan menggunakan proses Aerasi Secara Biologi dapat menurunkan COD sampai 90%. ( Anonim,2015. )
Pengolahan air limbah secara biologi merupakan pengolahan air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme. Mikroorganisme ini dimanfaatkan untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah menjadi bahan yang lebih sederhana dan tidak berbahaya.
Dengan adanya oksigen, mikroba aerob akan mengoksidasi senyawa organik  membentuk sel-sel baru dan bentuk yang lebih stabil disamping menghasilkan CO2, NH3, dan H2O, sedangkan mikroba anaerob dengan tidak adanya oksigen akan mengoksidasi senyawa organik menjadi sel-sel baru dan senyawa akhir seperti CH4, CO2, NH3 dan lainlain. 
o   METODE YANG DIGUNAKAN
Tahap aklimatisasi yaitu tahap mengkondisikan mikroorganisme agar dapat hidup dan melakukan adaptasi. Mikroorganisme di masukkan ke dalam aerator tank sebanyak 2000mg/L, kemudian masukkan juga limbah cair minyak bumi 2000mg/L. Kemudian di aerasi selama 2 jam dengan bantuan oksigen (compresor). Setelah 2 jam mikroorganisme yang telah bercampur dengan limbah cair minyak bumi tersebut di endapkan, sisa air di buang dan sisa mikroorganisme di gunakan.
Setelah tahap aklimatisasi selesai, bisa di mulai dengan pemilihan untuk semua variabel.  Masukkan 1000mg/L mikroorganisme dari sisa tahap aklimatisasi dan volume limbah cair minyak bumi ke dalam aerator tank sebanyak 1000mg/L, selama 2 jam. Dengan bantuan oksigen (compresor) pada proses aerasinya. Dengan laju alir udara 5 l/menit. Setelah 2 jam, di ambil sampel. Kemudian di endapkan dan disaring. Dan siap untuk di analisa COD dan BOD nya. Untuk semua variabel konsentrasi mikroorganisme, volume limbah Cair minyak bumi dan waktu aerasi, laju alir yang digunakan adalah 5 l/menit.   Untuk memulai kegiatan selanjutnya dengan semua variabel konsentrasi mikroorganisme, waktu aerasi, volume limbah cair minyak bumi disesuaikan dengan variabel berubah . Untuk volume limbah cair minyak bumi selalu di ganti dengan limbah yang baru .
Limbah cair minyak bumi yang diamati dalam penelitian ini adalah nilai COD dan BOD nya. COD dan BOD awal limbah cair minyak bumi selama penelitian berlangsung adalah 1264,03 mg/L dan 538,88mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa nilai COD dan BOD tersebut cukup besar. Pengolahan yang dilakukan dengan konsentrasi mikroorganisme 500, 700, 1000, 1300 dan 1600mg/L dengan waktu aerasi 2, 4, 6, 8 dan 10 jam dan dengan volume limbah cair minyak bumi 2 Liter.
konsentrasi mikroorganisme sebesar 1600 mg/L dengan waktu aerasi 2 jam. Dengan kondisi awal COD 1264,03 mg/L setelah diproses pengolahan COD turun menjadi 172,52 mg/L dengan persentase penurunan sebesar 86,35%.dan BOD nya sebesar 86,26 mg/l,Persentase hasil penurunannya = 83,99 %  dan pada konsentrasi mikroorganisme pada waktu aerasi 8 jam juga masih terjadi penurunan yang cukup drastis. Untuk penurunan COD yang paling besar di tunjukkan pada konsentrasi mikroorganisme 1600 mg/L pada waktu 2 jam sebesar 172,52 mg/L dan untuk penurunan BOD di tunjukkan pada konsentrasi mikroorganisme 1600 mg/L pada waktu 2 jam sebesar 86,26 mg/L. Hubungan antara COD dan BOD dan pas garis regresi linier dengan plot data seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3., korelasi yang di peroleh dapat dinyatakan sebagai : BOD = 0,482 COD + 2,738, disimpulkan bahwa pendekatan yang cukup baik dari BOD dapat diperoleh dari pengukuran COD setelah di bentuk antara dua parameter dari data yang tersedia.
Maka dapat disimpulkan waktu aerasi terbaik yaitu 2 jam dengan konsentrasi 1600 mg/L. ( Suyasa, 2013 ).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. “bakteri-pengolah-limbah-minyakbumi-yang-ramah-lingkungan”.
Artikazzani, 2010. “mekanisme penguraian limbah cair organic secara aerob”. (https://artikazzani.wordpress.com/2010/10/25/mekanisme-penguraian-limbah-cair-organiksecara-aerob/).
Haydar, S. J. A. Aziz and M. S. Ahmad, 2007. “Biological Treatment of Tannery Wastewater Using Activated Sludge Process”. Associate Professor, Institute of Environment Engineering and Research, UET Lahore.  
Made Arsawan, 2007. “Pemanfaatan Metode  Aerasi Dalam Pengolahan Limbah Berminyak”. Universitas Udayana,




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengantisipasi risiko penyalahgunaan limbah masker medis.

Bagaimana cara mengantisipasi penyalahgunaan limbah masker dengan benar disaat tingginya penggunaan masker oleh masyarakat. Past...